Sinopsis Lengkap Cerita Film Habibie Dan Ainun. Akhir-akhir ini film yang menceritakan tentang percintaan mantan Presiden Republik Indonesia B.J Habibie dengan istri beliau almarhumah Ainun Habibie menjadi topik pembicaraan hangat. Bahkan Presiden SBY sempat menangis kala menonton film ini di sebuah bioskop di Jakarta.
Film berjudul Habibie & Ainun yang diangkat dari buku biografi yang ditulis sendiri oleh Habibie ini memang memiliki cerita yang sangat romantis. Film ini sudah tayang perdana pada 17 Desember 2012, dan secara resmi akan ditayangkan di bioskop seluruh Indonesia pada tanggal 20 Desember 2012.
Film Habibie & Ainun menceritakan seorang pemuda jenius ahli pesawat terbang bernama Rudy Habibie yang diperankan oleh Reza Rahadian yang mempunyai mimpi mulia dengan membuat sebuah truk terbang untuk mempersatukan Bangsa Indonesia.
Sedangkan lawan mainnya yaitu seorang gadis cantik bernama Ainun yang diperankan oleh Bunga Citra Lestari (BCL) adalah seorang dokter muda yang sangat cerdas dengan masa depan karir yang cemerlang.
Dua sahabat SMP ini bertemu lagi di kota Bandung pada tahun 1962. Seketika itu Habibie jatuh cinta kepada Ainun yang baginya memiliki raut wajah semanis gula. Gayung pun bersambut, Ainun tidak hanya mencintai pemuda jenius tersebut, namun percaya akan mimpi dan visi Habibie. Akhirnya mereka berdua menikah dan terbang ke Jerman.
Habibie dan Ainun tahu bahwa mereka mempunyai mimpi yang besar dan tak mudah untuk mewujudkannya. Dinginnya udara dan salju Jerman, pengorbanan, rasa sakit, kesendirian serta godaan harta benda serta kekuasaan saat mereka kembali ke negeri tercinta mengiringi perjalanan dua hidup menjadi satu.
Bagi Habibie, Ainun adalah segalanya. Ainun bagaikan mata untuk melihat hidupnya sesuai arti kata “ainun” sebenarnya yaitu mata. Sedangkan bagi Ainun, Habibie, pemuda jenius itu adalah segalanya, pengisi cinta dan kasih dalam hidupnya. Namun setiap awal, setiap kisah memiliki akhir, setiap mimpi mempunyai batas.
Kemudian pada suatu titik, dua sejoli dan belahan jiwa itu tersadar, apakah cinta mereka bisa abadi untuk selamanya?. Saksikan cerita selengkapnya di bioskop kesayangan sobat semua. Film Habibie & Ainun ini juga didukung oleh bintang-bintang terkenal lainnya seperti Tio Pakusadewo, Mike Luccock, dan lain-lain.
Berikut data-data film Habibie & Ainun :
- Sutradara : Faozan Rizal
- Produser : Dhamoo Punjabi, Manoj Punjabi
- Pemeran : Reza Rahardian, Bunga Citra Lestari, Tio Pakusadewo, Ratna Riantiarno, Mike Luccock, Vita Mariana
- Musik : Andi Rianto
- Studio : MD Pictures
- Distributor : MD Pictures
- Tanggal rilis : 20 Desember 2012
- Lokasi : Jakarta
- Durasi : 118 menit
- Bahasa : Indonesia
Di tengah kesibukan bulan ini, di tengah lelahnya raga karena setiap hari bekerja dan kuliah di malam hari, di tengah deadline skripsi yang mendekati tanggal penyerahannya, hari ini saya pun memutuskan untuk bergabung bersama teman-teman melanglang buana demi menyaksikan langsung bagaimana kesejatiaan cinta Pak Habibie kepada istrinya (Ibu Ainun). Sure, this movie is so touching and teaching the true role of woman in contemporer period ever.
Sebuah mahakarya film yang diadopsi langsung dari novel Habibie & Ainun, novel yang secara langsung ditulis oleh Bapak B.J. Habibie untuk mengenang almarhumah istri tercintanya. Movie ini diperankan secara totalitas oleh Reza Rahardian (sebagai Habibie) dan Bunga Citra Lestari (sebagai Ainun). Reza Rahardian yang sangat dikenal professional dalam peran skenarionya, dan kali ini mampu meniru gaya khas sang professor dengan logat Jerman yang “mengena”. Tak kalah bagusnya dengan peran BCL yang biasanya tampil cantik dan glamour, namun kali ini mampu menampilkan kesederhanaan sebagai pribadi alm. Ainun.
Sesungguhnya novel ini adalah manifestasi dari kisah perjalanan romantis kehidupan Habibie-Ainun serta menunjukkan secara langsung peran wanita yang sejatinya adalah penyokong dari suksesnya seorang pria. Bapak Bachruddin Jusuf Habibie adalah sosok laki-laki yang nasionalisme. Kejeniusan Pak Habibie sesungguhnya adalah aset bangsa yang sepatutnya diberdayakan. Namun sayang, pemerintah dan rakyat Indonesia banyak tidak menyadarinya. Bahkan “menyia-nyiakan” Pak Habibie, padahal Jerman pun mengakui dan sangat mengapresiasi kontribusi Pak Habibie dalam memajukan perindustrian strategis negara mereka.
Perjuangan nasionalisme Habibie sangat jelas terlihat di film ketika dia berhasil mendapatkan gelar doktor dan ingin mengabdikan seutuhnya dirinya untuk Indonesia, namun sayang bangsa ini menyia-nyiakan aset emasnya yang begitu cemerlang. Sesungguhnya kepulangan Habibie dari Jerman adalah untuk membangkitkan bangsa Indonesia bahwa Indonesia MAMPU membuat pesawat terbang sendiri, walaupun mereka tidak pernah percaya. Namun dengan semangat dan cita-cita tingginya untuk menghubungkan 1500 pulau Indonesia dengan kemudahan transporatsi dan ringannya biaya, Pesawat N-250 yang merupakan karya anak negeri dengan rancangan yang menggunakan teknologi akhirnya berhasil diluncurkan pada tahun 1995 dan menjadi pesawat primadona pada saat itu.
Lebih lanjut, movie ini juga menyajikan adegan dramatisir, yaitu ketika Pak Habibie turun dari amanahnya memimpin Indonesia serta ditutupnya IPTN pada saat itu. IPTN adalah wadah Habibie dalam membangun perindustrian pesawat di Indonesia. Di depan Ibu Ainun dengan meneteskan air mata, Pak Habibie berkata: Seluruh hidupku kupersembahkan untuk Indonesia melalui pesawat ini. Dia (pesawat yang ditunjuk oleh Habibie di depan Ainun) telah menyitakan waktuku darimu dan anak-anak. Semoga melalui kisah Bapak dan Ibu presiden ke-3 Republik Indonesia, bangsa Indonesia ke depannya lebih percaya terhadap kemampuan anak bangsanya sendiri.
———————————————————————————————————-
Pertemuan Pak Habibie dan Bu Ainun diawali dari masa kecil mereka saat menduduki bangku SMA, mereka adalah dua bintang kelas yang sangat populer di sekolah. Ibu Ainun dikenal sebagai primadona sekolah dan Pak Habibie adalah sosok yangterkenal jago bidang saintis. Guru mereka juga sering menjodohkan mereka karena kepintaran serupa yang mereka miliki. Bahkan saat ditanya mengenai mengenai mengapa warna langit itu biru, mereka menjawabnya dengan jawaban saintis yang sama.
Sebenarnya Ibu Ainun adalah sosok wanita yang manis (oleh karena itu pak Habibie memanggilnya dengan sebutan “gula jawa”). Namun Pak Habibie gengsi untuk mengakuinya. Walaupun sebagai “putri” sekolah, hal ini tidak menggetarkan hati Habibie remaja untuk mendekatiya. Sepulang dari luar negeri untuk menempuh pendidikan, pak Habibie baru muali menyadari pesona bu Ainun, saat bermain ke rumah temannya yang kebetulan adalah kakak dari bu Ainun.
Beliau tiba-tiba melihat Ainun sedang memakai pakaian kasual gadis jawa sambil duduk menikmati jahitan di depan di mesin jahit, hal ini membuat Habibie terperangah dan beliau berkata:
Ainun, cantik sekali. Bagaimana mungkin gula jawa telah berubah menjadi gula pasir?
Kisah ini berlanjut hingga akhirnya mereka dipertemukan menjadi satu di pelaminan. Hingga Pak Habibie pun mengucapkan kata demikian:
Terimakasih ya Allah Engkau lahirkan aku untuk Ainun dan Ainun untuk saya.
Terimakasih ya Allah Engkau pertemukan aku dengan Ainun dan Ainun dengan saya.
Kisah cinta sejati Habibie-Ainun menyertai kehidupan rumah tangga mereka yang sakinah. Bu Ainun telah mampu menjalankan perannya sebagai istri dengan sempurna. Beliau adalah sosok wanita yang mampu melahirkan suami seperti Habibie. Di balik kuat dan gentarnya seorang Habibie, ada peran Ainun di belakangnya. Di balik kesuksesan anak-anak mereka, ada peran sang Ainun yang menjadi guru di madrasah rumah tangga mereka. Ibu Ainun adalah seorang dokter, namun dia memilih untuk tidak bekerja karena ingin mengabdikan sepenuh dirinya bagi suami dan anak-anaknya. Beliau tidak ingin kasih dan sayangnya diberikan kepada yang orang lain dan beliau pun tidak ingin anak-anaknya mendapatkan cinta kasih dari tangan wanita lain (perawat/pengasuh anak). Berikut ucapan Bu Ainun:
“Mengapa saya tidak bekerja? Bukankah saya dokter? Memang. Dan sangat mungkin saya bekerja waktu itu. Namun saya berpikir buat apa uang tambahan dan kepuasan batin yang barangkali cukup banyak itu jika akhirnya hanya diberikan pada seorang perawat pengasuh anak bergaji tinggi dengan resiko kami kehilangan kedekatan pada anak sendiri?
Apa artinya tambahan uang dan kepuasan profesional jika akhirnya anak saya tidak dapat saya timang sendiri, dan saya bentuk pribadinya sendiri? Anak saya akan tidak memiliki ibu.
Seimbangkah anak kehilangan ibu bapaknya, seimbangkah orang tua kehilangan anaknya, dengan uang dan kepuasan pribadi tambahan karena bekerja? Itulah sebabnya saya memutuskan menerima hidup pas-pasan. Bertahun- tahun kami bertiga hidup begitu.”
Ibu Ainun memang merupakan sumber inspirasi Bapak Habibie. Sumber kekuatan terbesar Habibie dalam menjalani hidupnya. Hal ini terbukti langsung ketika Ibu Ainun telah meninggal. Betapa Bapak Habibie begitu kehilangan separuh jiwanya.
*separuh jiwaku pergi*
Dalam 48 tahun 10 hari kami bersama,tak pernah kami berpisah..
Saya tidak pernah menyangka ada perasaan yang sehebat ini„,tapi sekaligus perih juga…
Saya tidak pernah bayangkan akan kehilangan seperti ini…
Tapi saya yakin„walaupun separuh jiwa saya serasa pergi„
tapi Ibu tetap tinggal di dalam ini (sambil menepuk dada)
Setiap saya memejamkan mata„
saya merasa bisa melihat Ibu di setiap ruangan ini..”
Kata kata selanjutnya yang beliau lontarkan diucapkan sedemikian rupa agar beliau bisa tegar tanpa separuh jiwanya.
“Aku ingat lekat sepasang mata dan senyumannya,
kini aku merasakan bayang matanya menghilang perlahan – lahan.
Itu masalahku, dan harus kuatasi itu.
ibu memang sudah pergi, tapi dia tidak pernah pergi dari hati saya”
“jika kamu punya rencana masa depan,
saya tidak punya hak untuk tidak menjunjung tinggi rencana dan harapan masa depan kamu itu.”
Sepanjang episode ini saya benar- benar menitikkan air mata. Ternyata ada juga kisah cinta antara manusia yang dilandasi rasa cinta murni seperti kisah pak Habibie dan bu Ainun. Catatan terakhir yang bisa saya sharing adalah surat terakhir Bapak Habibie untuk Almarumah Ibu Ainun.
Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.
Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya,
dan kematian adalah sesuatu yang pasti,
dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.
Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat,
adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang,
sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati,
hatiku seperti tak di tempatnya,
dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.
Kau tahu sayang,
rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.
Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang,
pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada,
aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.
Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang,
tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.
mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua,
tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia,
kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.
Selamat jalan,
Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya,
kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.
selamat jalan sayang,
cahaya mataku, penyejuk jiwaku,
Selamat jalan, calon bidadari surgaku ….
(BJ.HABIBIE)
Sebuah kado kalimat cinta untuk seluruh wanita yang merupakan sumber kekuatan tertinggi bagi laki-laki:
“Banyak pria hebat menjadikan wanita sebagai sumber inspirasi dan motivasi yang tertinggi. Selalu ada perempuan kuat dibalik lelaki hebat. Entah itu berperan sebagai ibu, isteri, kekasih, atau sahabat. Karena itu, ia dianggap sebagai tonggak –tonggak penyangga sebuah peradaban”.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.